Diare

Pengertian Diare

Definisi diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar. Diare adalah keadaan buang air besar yang melebihi batas normal dimana fecesnya melebihi konsentrasi air (kandungan feses > 200 ml/hari) yang sangat tinggi disertai dengan defekasi lebih dari empat kali sehari akibat dari virus, bakteri, protozoa.

Diare suatu keadaan dimana seseorang mengalami buang air besar yang berubaha bentuknya feses (tinja) padat atau semipadat menjadi cair dan dari segi frekuensinya lebih dari tiga kali sehari. Gangguan buang air besar (BAB) cair dan lebih dari tiga kali dalam sehari pasti itu diare.

Syarat disebut diare kalau ada perubahan bentuk feses dan frekuensinya lebih dari tiga kali sehari. Kalau hanya salah satu, misalnya hanya tinjanya yang cair, belum bisa disebut diare. Penelitian menyebutkan bahwa berat feses (tinja) lebih dari dua ratus gram per hari boleh dibilang mengalami diare. Ada dua jenis diare, yaitu:

Jenis diare pertama : Secretory diarrhea, yang ditandai oleh berak encer seperti air yang labih sering dari biasa. Biasanya disebabkan oleh infeksi virus pada mukosa saluran cerna atau oleh enterotoksin yang dihasilkan oleh bakteri

Jenis diare kedua adalah disentri yaitu keadaan dimana frekuensi buang air lebih sering dari normal dengan sedikit tinja yanng terdiri dari lendir,nanah, dan darah, disertai sakit dan kram perut (tenesme) saat buang air. Biasanya disebabkan oleh sitotoksin atau karena invasi bakteri atau protozoa.

Diare terbagi menjadi akut dan kronik, kalau kurang dari 2 minggu dibilang diare akut, lebih dari 2 minggu atau 3 minggu disebut kronik. Umumnya pasien datang dengan kondisi diare akut, kemudian jika ternyata memang tidak teratasi dalam 2 minggu bisa masuk ke dalam diare kronik.

Tidak semua diare akut menjadi diare kronik. Tergantung diarenya, kalau hanya salah makan yang berarti infeksi ringan, setelah diobati akan diarenya akan membaik.

Pembagian Diare

Berdasarkan jangka waktu terjadinya, diare dibagi menjadi dua, yaitu diare akut dan kronis. Diare akut yang terjadi sampai dengan tujuh hari, kemudian diare melanjut berlangsung 8-14 hari, sedangkan kronis terjadi lebih dari dua minggu. Di Indonesia, lebih banyak kasus diare akut dibandingkan yang kronis. Diare akut dibagi lagi menjadi diare inflamasi dan non inflamasi.

Penyebab Umum Diare

Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu:Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.

  • Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
  • Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.

Sebagian besar (sekitar 90%) diare disebabkan oleh infeksi rotavirus. Sebagian kecil diare disebabkan, diare dapat disebabkan infeksi bakteri, parasit, jamur. Diare dapat dipicu pemakaiaan antibiotik (antibiotic induced diare). Sebagian kecil lagi penyebab keracunan makanan, alergi, faktor psikologis yaitu stres. Penularannya disebut dengan 3F yaitu Finger (jari), Food (makanan) dan Fly (lalat).

  • Pemanis buatan
  • Infeksi bakteri, virus atau patogen
  • Malabsorbsi pada usus dan maldigesti
  • Gangguan motilitas usus

Penyebab diare pada orang dewasa berbeda dengan pada anak-anak. Kalau pada anak-anak disebabkan virus, sedangkan kalau orang dewasa disebabkan bakteri, karena memang salah makan, gangguan pencernaan malabsorpsi, pengaruh obat-obatan (pencahar) dan faktor stres.

Diare pada dewasa disebabkan makanan dan minuman yang tercemar kuman, seperti Eschericia coli (patogen), Salmonella sp, Shigella, virus, parasit seperti amuba, beberapa jamur seperti Candida sp.

Obat-obatan juga bisa menyebabkan diare, yaitu obat-obatan yang bekerja meningkatkan gerakan peristaltik usus atau mengencerkan feses seperti obat pencahar. Kelebihan obat pencahar menyebabkan diare.

Ada hubungan usus dengan otak, karena stres memberikan impuls-impuls ke usus untuk meningkat gerakan peristaltiknya. Keadaan ini bisa menyebabkan diare. Anak sekolah menjelang ujian timbul diare akibat faktor psikis. Biasanya hanya sebentar, setelah faktor stres hilangnya, diare berhenti. Kalau diare terus menerus terjadi sampai dehidrasi diperlukan obat juga.

  • Mikroorganisme yang menyebabkan diare:
- Bakteri yang invasi:
  • E. coli,
  • E. coli memiliki dua enterotoxin yaitu labile toxin dan stabile toxin.
  • Shigella,
  • Salmonella enteriditis,
  • Campylobacter,
  • Yersina,
  • Aeromonas, dan
  • Pleisomonas.
- Bakteri yang non-invasi
  • E. cholera,
  • C. Perfringer,
  • S. Aureus, dan
  • Fibrio nonaglutinable
- Toxic Bacteri
  • Clostridium difficulle
- Parasit
  • Entamoeba
Berdasarkan jenis diare, penyebab gejala diare dibagi menjadi dua yaitu :
  • Gejala berak encer (secretory diarea) disebabkan oleh infeksi bakteri yaitu Salmonella enteretidis, shigella spp, Escherichia coli, enteropathogenic, yersinia enterocolitica.
  • Gejala berak encer seperti air menyemprot, banyak kali dan disertai muntah-muntah (gastroenteritis), bisa disebabkan oleh infeksi oleh infeksi bakteri yang menghasilkan enterotoksin. Bakteri penghasil enterotoksin adalah : Vibrio cholera, Vibrio parahemoliticus.
Mekanisme agent masuk ke dalam tubuh penderita :

a. Virus
  • Menyerang villi usus sehingga menyempitkan permukaan usus dan menggangu proses enzimatis dan virus memproduksi toksin (enterotoksin) sehingga menimbulkan diare.
  • Virus dapat merusak sel epitel mukosa (superfisial) sehingga menyebabkan terganggunya absorbsi air dan elektrolit. Dan sel-sel kripti akan berpoliferase.
b. Bakteri
  • Bakteri menempel pada villi untuk menghindari gerak peristaltik sehingga berbiak dan meghasilkan toksin (enterotoksin) dan merangsang pengeluaran berlebihan (salmonella, shigella)
  • Balteri akan merusak sel-sel epitel (ulkus) sehingga toksin bakteri akan mempengaruhi proses didalm dan diluar.
c. Protozoa
  • Protozoa (entomoeba histolitica), menempel dan menginvasi usus sehingga mengakibatkan terjadinya perdarahan sering disebut diare berdarah atau disentri amoeba dan biasanya bersifat kronik dan disertai anemia

Mekanisme muntah:

1. Kadar cairan yang terlalu tinggi dalam intestinum sehingga selain dikeluarkan melalui defekasi juga melalui mekanisme muntah.

2. Respon yang berlebihan pada usus (mis. kontraksi pada usus yang lebih cepat).

3. Pada otak terdapat medula oblongata yang menjadi pusat pengatur terjadinya muntah. Ketika terjadi perubahan gerakan atau kecepatan pada daerah intestinum (duodenum) maupun pada gaster yang lebih dari keadaan normal maka akan mempengaruhi sraf muntah pada daerah trigger zone.

Sumber:

Brooks, G.F., Butel, J.S. dan Morse, S.A., 2001, Mikrobiologi Kedokteran, Salemba Medika, Jakarta.

Corwin, E.J., 2001, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta.

Garcia, L.S. dan Bruckner, D.A., 1996, Diagnostik Parasitologi Kedokteran, EGC, Jakarta.

Guyton, A., 1995, Fisilogi Manusia dan Mekanisme Penyakit, EGC, Jakarta.

Robbins, S. L. Dan Kumar, V., 1995, Buku Ajar Patologi II, EGC, Jakarta.

Soeparman, dkk., 1993, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, FKUI, Jakarta.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

bagaimana korelasi antara diare dan dehidrasi? makasih,..

Dinda mengatakan...

Pada penderita diare akan mengalami pengeluaran cairan tubuh melalui feses yang berlebihan, ditambah lagi jika pasien muntah dan demam, maka akan lebih banyak lagi cairan tubuh yang terbuang yang akan dapat menyebabkan dehidrasi.Perlu diwaspadai jika diare terjadi pada bayi karena rentan mengalami dehidrasi berat.