KELENJAR KERINGAT
1. Kelenjar ekrin
- Ujung saluran bermuara dipermukaan kulit.
- Terdapat pada seluruh bagian tubuh, terdapat pada bagian telapak tangan, kaki dan kepala kecuali bibir dan organ kelamin.
- Berfungsi untuk regulasi suhu tubuh dan menjaga elastisitas kulit.
2. Kelenjar apokrin
- Ukuran kelenjar apokrin >kelenjar ekrin, saluran bermuara pada folikel rambut.
- Merupakan karakteristik seksual sekunder,muncul setelah pubertas.
KERINGAT
Terdiri dari :
1. Air 98-99 %
2. Campuran senyawa anorganik : organik (3 : 1)
Senyawa anorganik utama berupa NACl
Senyawa organik utama berupa asam seperti laktat, sitrat, askorbat, asam lemak BM rendah. Asam laktat merupakan komponen terpenting →membentuk sistem dapar laktat, menjaga pH 4-7.
Sekresi keringat merupakan proses kolinergik. Keringat disekresikan bila ada stimulus yang merangsang ujung saraf kolinergik melepaskan Ach menuju kelenjar keringat.
a. Terjadi pada penggunaan obat-obat kolinergik.
b. Pengeluaran keringat dihambat oleh obat antikolinergik (atropin dan skopolamin).
BAU KERINGAT
- Bau keringat berbeda pada setiap bagian tubuh maupun individu.
- Keringat segar yang baru disekresikan umumnya tidak berbau.
a. Kelenjar apokrin, mensekresikan bahan berlemak dan protein, keduanya merupakan substrat mikroba →dekomposisi menjadi asam lemak BM rendah menjadi (as.kaproat & as.kaprilat , asam isovalerat & butirat ), senyawa amonia dan amin →bau tidak sedap.
b. Kelenjar ekrin bukan substrat bakteri →tidak menimbulkan bau , kecuali ada sekret kelenjar apokrin.
- Usaha untuk mengontrol bau keringat :
a. Mencegah dekomposisi oleh mikroba → deodoran .
b. Mencegah laju pengeluaran keringat → antiperspiran .
PENGONTROLAN KERINGAT
1. Penghambatan pembentukan keringat. Beberapa obat dapat meghambat pembentukan keringat →melalui kontrol pada sistem saraf pusat.
2. Keringat dapat dihambat agar tidak mencapai permukaan kulit →merupakan salah satu mekanisme kerja antiperspiran.
3. Keringat dapat dihilangkan dari permukaan kulit →dengan menjaga kebersihan kulit.
4. Hasil dekomposisi keringat oleh bakteri dapat dicegah →pembersihan, eliminasi mikroba →mekanisme kerja deodoran.
5. Senyawa hasil dekomposisi yang memberikan bau tidak sedap dapat langsung dihilangkan tanpa menunggu timbulnya bau.
6. Masking (menutupi ) bau tidak sedap dengan bau yang sedap →penggunaan parfum beraroma segar.
SENYAWA ANTIBAKTERI DALAM DEODORAN
1. Heksaklorofan. Pada umumnya digunakan karena iritasinya rendah, aktivitas antimikroba bertahan meskipun dibasuh mampu menurunkan jumlah flora bakteri selama 18-24 jam.
2. Bitionol turunan, turunan bisfenol. Mampu mencegah pertumbuhan dan penempelan bakteri baru dipermukaan kulit .
3. TMTD (trimetil tiuran disulfida)→bau kurang dapat ditoleransi.
4. Senyawa amonium kuartener,mis : TCC.
5. Antibiotik, mis : neomisin .
6. Resin penukar ion (kationik dan anionik), mis : amberlite X-64, amberlite X-87, baik tunggal maupun kombinasi keduanya.
7. Kelat logam CU, Al & Mg → absorpsi produk dekomposisi bakteri, menghambat metabolisme protein bakteri.
ANTIPERSPIRAN
Tujuan :
Mengurangi laju pengeluaran dan volume berkeringat, mencegah serangan bakteri → bau ditekan.
Antiperspiran komersial :
Astringent dari turunan aluminium (Al-sulfat, Al-klorhidroksida, Al-klorida), zink, senyawa zirconyl.
Mekanisme garam aluminium sebagai antiperspiran :
- PH asam garam Al →menghambat aktifitas bakteri.
- Netralisasi bau badan melalui kombinasi kimia.
- Menurunkan laju pengeluaran keringat (melalui koagulasi protein oleh ion polivalen pada kelenjar keringat).
Bentuk sediaan
1. Serbuk
Bahan aktif dicampur dengan basis serbuk, parfum, lalu dicampur.
2. Cair (lotion)
Bahan aktif dan parfum dilarutkan dalam air/campuran air-alkohol.
3. Semisolida (krim)
Bahan aktif dicampurkan dengan basis vanishing cream.
4. Aerosol
Larutan bahan aktif, mengandung alkohol →dikemas dalam wadah khusus untuk sediaan aerosol.
5. Padat (stick)
Larutan bahan aktif diendapkan dengan penambahan sabun sehingga menjadi padat.
FORMULA DEODORAN –ANTIPERSPIRANT
- Antiperspiran cair
Al-klorhidrat 20 %
Propilen glikol 5 %
Alkohol 10 %
Germisida 0,2 %
Parfum q.s
Air 100 %
- Antiperspirant padat
Kompleks Na-Al-Klorhidrat 50 %
Alkohol denat 42 %
NaOH 0,75 %
Asam stearat 5,25 %
Air 2 %
EVALUASI EFEKTIVITAS
- Penilaian intensitas bau (secara olfaktori/penggunaan osmometer), lalu hasil dievaluasi secara statistik dibandingkan dengan pembanding.
- Penentuan angka mikroba sebelum dan sesudah penggunaan deodorant →hasil tes dikultur pada media agar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar