Teori tentang Shampo

Definisi Shampo

Harry (3) mendefinisikan shampoo sebagai “sediaan dari surfaktan” (bahan aktif permukaan) dalam bentuk yang sesuai-cair,padat, atau serbuk, dimana jika digunakan di bawah kondisi khusus dapat menghilangkan lemak, kotoran dan kulit terkelupas pada permukaan dari rambut dan kulit kepala tanpa menimbulkan efek merugikan bagi rambut, kulit kepala atau kesehatan dari yang menggunakan.

Fungsi shampo

Fungsi utama dari shampo adalah membersihkan rambut dan kulit kepala, kotoran rambut termasuk sekresi alami dari kulit, kulit kepala yang terkelupas, penumpukan kotoran dari lingkungan dan sisa dari produk perawatan rambut yang digunakan oleh konsumen. Setelah aksi pembersihan sempurna dapat memberikan kepuasan bagi pemakai. Shampo akan menghasilkan rambut yang lembut, berkilau, dan mudah diatur. Formulasi dari shampo dapat pula berupa campuran yang ditekankan untuk beberapa kemampuan khusus seperti meminimalkan rasa perih pada mata, mengontrol ketombe atau memberikan keharuman yang menarik untuk bau wangi yang dapat diterima.

Fungsi shampo adalah untuk membersihkan lemak (seperti sebum) dan melapisi rambut dari kotoran tersebut yang terikat pada rambut dan kulit kepala. Evaluasi shampo berdasarkan kriteria berikut:

  1. Keefektifan dari deterjen

  2. Kemampuannya berbusa dalam air sadah

  3. Kemampuan shampoo untuk dapat terdistribusi pada rambut

  4. Kemampuan untuk membersihkan lemak

  5. Keharuman yang menyenangkan

  6. Mudah untuk dibilas

  7. Kemampuan untuk memberikan busa dan kelembutan pada rambut

  8. Tidak mengiritasi

Shampo tersedia dalam beberapa varietas bentuk dan tipe. Beberapa

Metode dari klasifikasi disesuaikan dengan keperluan dan berubah –ubah sesuai dengan sudut pandang. Klasifikasi menurut bentuk produk terdiri dari cairan jernih, lotion, pasta, gel, dan akhirnya aerosol dan produk kering. Shampo lebih lanjut dibedakan berdasarkan pertimbangan khusus yang komponennya tidak biasa atau kombinasi dari komponen yang tersedia, sebagai contoh: Shampo untuk rambut dan kulit kepala dengan kondisi khusus, shampoo untuk anak-anak, atau bayi, shampoo untuk laki-laki, dll.

  1. Shampo cair jernih

Produk ini pada dasarnya mengandung larutan berair dari deterjen, yang memiliki konsentrasi surfaktan bervariasi antara 10% dan 30%. Selain dari persyaratan umum yang harus ditemui pada semua shampoo; dua atau lebih ditambahkan disini.

Sediaan harus memiliki konsistensinya yang sesuai. Jika sediaan terlalu encer, sediaan tersebut terlalu mudah mengalir dari kulit kepala menuju ke wajah (mata!) dan turun ke leher. Jika sediaannya terlalu kental, sediaan itu sangat lambat (susah dituang dari botol dan tidak akan mudah tercampur dengan air pada rambut sehingga sediaan tersebut kehilangan keefektifan penuhnya. Sediaan harus tetap jernih pada kondisi penyimpanan normal. Titik kabutnya harus berada di bawah 5oC.

Untuk memberikan sifat yang diinginkan pada shampoo cair, beberapa zat tambahan seringkali digunakan. Zat tambahan tersebut dapat dibagi menjadi kelompok di bawah ini tergantung pada keefektifannya:

a. Bahan pendispersi garam kalsium

Tujuan dari produk ini adalah untuk mencegah pengendapan sabun kalsium dan perlekatanatau rambut yang lepek yang disebabkan oleh bahan ini. Aksi ini menyebabkan peningkatan busa. Bahan pendispersi garam kalsium adalah secara khusus penting pada sabun shampoo. Tapi bahan inijuga digunakan dengan alkil aril sulfonat dan sarkosida. Diantara bahan-bahan ini adalah Igenon T, produk asam lemak alylolamine terkondensasi, alkil polioksietilen fenol, dan bahan etylen oksida terkondensasi non ionik lainnya.

b. Bahan sequestrant

Bahan-bahan ini juga untuk mencegah pengendapan garam kalsium dan karenanya menjadi sangat penting dalam shampoo busa. Mengingat keefektifan bahan pendispersi tergantung pada aktifitas permukaannya, sequestrant memiliki efek kimia murni. Sequestrant menahan kalsium dan ion logam polyvalent lainnya menjadi kompleks larut air yang stabil, dan melalui cara ini mencegah pembentukan garam kalsium yang tidak larut.

Bahkan penambahan sejumlah kecil (± 1%) dari sequestrant akan menjernihkan semua kabut karena air yang kaya akan kalsium dari sabun shampoo dan juga mencegah flokulasi yang dapat terjadi pada botol oleh pelepasan garam kalsium.

c. Pelarut

Seperti yang telah dilihat pada bab 2, sudah menjadi sifat yang melekat pada deterjen bahwa deterjen tidak mudah larut dalam air, dan bagian molekul yang tidak larut dalam air harus cukup kuat untuk membawa molekul ke antar muka dari larutan. Dalam penyiapan dari konsentrasi shampoo kadang-kadang dibutuhkan untuk mendekati batas dari larutan dimana larutan akan menjadi berkabut. Bagaimanapun shampoo yang jernih secara absolut dapat berkabut setelah pengocokan yang kuat atau diletakkan pada suhu rendah. Pelarut-pelarut ini ditambahkan untuk mencegah sifat pengkabutan ini. Yang paling sering digunakan adalah alkohol (ethyl n-propil atau isopropyl alkohol) , glikol (1,2-propilenglikol, 1,3-butilenglikol, polyglikol) dan gliserol. Pelarut sering meningkatkan aksi pembusaan dari shampoo kecuali yang berviskositas lebih rendah.

    1. Bahan pengental

Dalam penambahan bahan-bahan yang secara umum diguanakan untuk mengentalkan larutan berair (alginate, polivinil alkohol, metilseslulosa, dan silikat koloidal). Beberapa tipe lainnya adalah garam inorganic yang cocok (ammonium klorida) yang paling efektif dan paling umum digunakan;( walaupun ammonium klorida meningkatkan sedikit aroma amoniak yang harus ditutupi dengan menggunakan parfum), ester polietilen glikol (ex. Polietilenglikol 400 distearat) . Konsistensi yang diminta mungkin juga dicapai melalui campuran dari surfaktan sebagai dasar shampoo, minyak kastor tersulfonkan sebagai contoh, meningkatkan dari shampoo tergantung pada minyak zaitun tersulfonkan dan dasar shampoo alkil aril trietanolamin sulfonat dapat ditingkatkan oleh penambahan garam ammonium.

e. Bahan pelembut rambut dan kulit

Karena sebelumnya telah diterangkan beberapa deterjen mempunyai efek menghilangkan lemak yang kuat pada rambut. Ini dengan demikian tidak menyenangkan; bila dalam penambahan surfaktan cenderung untuk diserap pada rambut. Ini dapat menyebabkan rambut rapuh dan rambut menjadi susah diatur.

Lanolin dan turunan lanolin, cetyl dan oleat alkohol mempunyai efek yang baik tetapi harus digunakan dengan hemat; konsentrasi di atas 2% biasanya memberikan efek pembentukan busa dari shampoo. Lanolin sering memberi efek rambut menjadi jarang yang nyata pada konsistensinya pada shampoo.

f. Bahan finishing

Beberapa bahan pelembut juga memperbaiki kilapan dari rambut setelah pencucian; rambut berminyak tidak menghasilkan busa. Dispersi sequestrant dan sabun kalsium juga mencegah rambut menjadi tidak mengkilap setelah shampoo tertentu digunakan.

g. Pembentuk busa

Sequestrant dalam sabun shampoo memperbaiki busa dengan menghambat pembentukan dari sabun kalsium dimana menekan pembentukan busa. Dalam shampoo yang didasarkan pada lemak alkohol tersulfonkan dengan penambahan 1-2% bebas alkoho, (ex. Cetyl alkohol) dapat menurunkan volume busa tetapi membuat padat dan lebih stabil. Bagian kecil dari asam lemak alkil amin dipertimbangkan untuk ditambahkan ke dalam deterjen anionic untuk mencapai pembentukan kabut dan busa padat yang cepat. Derivat amfoterik dapat memberikan efek yang sama.

h. pengawet

menurut Bryce & Smart, shampoo komersial yang tersedia sering mengandung jumlah yang besar dari bakteri gram negatif. Garam fenil merkuri dan formaldehid kadang-kadang digunakan, walaupun kestabilan keduanya tidak cukup. Bryce & Smart merekomendasikan penggunaan 2-bromo-2 nitropropan-1,3 diol.

  1. Shampo Krim

Shampo krim dipertimbangkan, sebuah kesalahan estetika yang serius jika cairan shampoo emulsi mengkabut setelah penyimpanan jangka panjang atau pendinginan yang kuat. Ahli kimia kosmetika membatasi formula ini dengan persyaratan bahwa sisa produk jelas di bawah keadaan sekitar yang normal. Beberapa deterjen dapat ditambahkan hanya dalam konsentrasi yang terbatas; sebagai contoh, beberapa kelas dari lemak alkohol sulfat dengan kandungan tinggi garam sulfat (yang mana kristalisasi pada temperatur rendah). Pengabutan dapat lebih kuat dicegah dengan penambahan lemak lebih dari 5%.

  1. Sabun shampoo

Shampo sabun cair yang biasa adalah larutan berair garam kalium dari minyak kelapa mudah larut dan dikembangkan cukup berbusa yang berhubungan dengan asam laurat yang dikandung cukup besar oleh minyak. Minyak kelapa dapat keseluruhan atau sebagian digantikan oleh minyak palm yang juga tinggi kadar asam lauratnya tapi mengandung sedikit asam kaprilat dan asam kaproat. Penambahan minyak zaitun (mengandung kebanyakan rioleine) memberi tekstur yang halus, busa lebih stabil dan aksi meredakan iritasi kulit darti sabun minyak kelapa; Ada 3 cara untuk menyiapkan shampoo sabun:

    1. dasar sabun yang lengkap dapat dilarutkan dalam air

    2. Asam lemak bebas dapat dinetralisasi dengan alkali

    3. Sabun dapat disiapkan dengan mensaponifikasi lemak bebas


  1. Shampo Gel

Jika kandungan bahan pengental dalam shampoo cair atau krim secara kuat ditingkatkan, hasilnya produk seperti jelly yang transparan. Menurut Djikstra, dasar yang baik untuk tipe ini dari penyiapannya terdiri dari bagian seimbang dari TEA lauryl sulfat dan TEA miristat.

  1. Shampo Kering

Shampo kering menghasilkan jenis yang paling murah dari sediaan pembersih rambut. 5 g serbuk deterjen cukup untuk satu penggunaan dan harga kemasan yang rendah juga lebih praktis, lebih lagi, mudah untuk mengemas dalam bagian penggunaan tunggal yang pasti untuk keuntungan (shampoo cair jernih dan shampoo cair krim juga dapat terdapat dalam kemasan tunggal, walaupun metode ini pengemasannya terhitung mahal. Ini lebih popular khususnya di Eropa). Pada pihak lain, ini adalah keuntungan shampoo kering yang bahan kondisionernya rambut dapat ditambahkan pada batas jumlah yang dipilih. Dari deterjen aktif, shampoo ini biasanya juga mengandung beberapa garam inorganic, karena garam ini mempunyai reaksi alkali lemah dalam larutan (soda bikarbonat, borax), dapat meningkatkan kekuatan pembersihan untuk tinghkat tertentu. Fungsi utamanya, bagaimanapun adalah pengaruh fisiologis pada pembeli. Mereka meningkatkan volume serbuk. Pengguna menemukan hanya satu sendok teh penuh dari serbuk dalam kemasan shampoo sehingga pengguna merasa ditipu.

Formulasi Shampo

Setelah penggambaran sebelumnya dari banyak deterjen yang berharga untuk shampoo, bagian formualsi tidak lengkap, hanya diindikasikan dari tipe. Dimana formula yang diberikan didasarkan pada beberapa deterjen khusus, ini biasanya diasumsikan bahwa deterjen lain atau campuran malahan dapat digunakan, membolehkan untuk beberapa bahan karena kelarutannya, dsb. Dengan pengertian ini formula sederhana yang digunakan sebagai dasar untuk formula berikutnya.

Sebagai catatan penting, bahwa konsumen di negara yang berbeda mempunyai ide yang berbeda mengenai konsentrasiideal untuk shampoo. Di Inggris, untuk contoh, kebanyakan konsumen lebih menyukai sejumlah besar shampoo cair. Dimana di Jerman tampak bahwa konsumen mengharapkan untuk memperoleh beberapa shampoo dari kemasan kecil yang agak baik. Perbedaan ini dalam kebiasaan social dan permintaan membuat sulit untuk direkomendasikan tingkat deterjen yang mana akan cocok secara universal. Formula yang ditemukan mengikuti hak paten Inggris dari 12-20 ml per kepala.

Tipe shampoo di pasaran mengikuti kategori berikut:

  1. Shampo cair jernih

  2. Shampo krim cair

  3. Shampo krim padat

  4. Shampo serbuk

  5. Shampo aerosol

  6. Shampo kering (tipe serbuk)

  7. Shampo kering (tipe cair

  1. Shampo cair jernih

Shampo ini ada pada kebanyakan tipe yang popular, dan mempunyai variasi penampilan dari formulasi yang paling baik. Dimana tidak ada gambaran yang sangat jelas dari mayarakat yang mengharapkan shampoo cair jernih, hal ini dapat dilihat bahwa formula ini dapat dibagi secara kasar ke dalam dua bagian besar dari kekuatan membersihkan untuk rambut berminyak (yang mana dikategorikan sebagai shampoo pembersih) dan karena dengan janji dari pembersihan, mereka menyarankan bahwa rambut berada dalam keadaan baik setelah penyampoan. Hal ini popular pada konsumen dengan rambut kering dan dapat disebut sebagai “shampoo kosmetik”.

Tipe pembersih lebih mudah diformulasikan, karena hanya cocok untuk larutan dari deterjen seperti TEA lauril sulfat atau lauril eter sulfa; TEA lauril sulfat biasanya digunakan 30-33% Larutan dan 50 bagian dari ini, parfum, pewarna, dan air hingga 100 bagian akan membuat bergerak, larutan jernih dengan kekuatan pembusaan yang baik untuk produk yang lebih kental, eter sulfat mungkin digunakan.

Kebanyakan shampoo pengobatan di pasaran termasuk dalam kelas ini dan mereka dibuat dengan dasar “pembersihan” dan penambahan germisida. Shampo yang tertinggal pada kulit kepala dan rambut untuk waktu yang singkat, germisida harus pada tipe yang nyata, sehingga dapat meninggalkan kulit kepala dan menghasilkan aksi. Bahan yang cocok adalah Hexacloropen pada 0,2-1%, lebih detail dapat ditemukan pada chapter antiseptik dan pengawet.

Tipe kosmetik dari shampoo cair dapat diformulasikan dengan mengoleksi deterjen direkomendasikan untuk efek baik setelahnya seperti metil laurina, amfoterik, dsb. Dan juga dari lauril sulfat dengan penggunaan tambahan alkohol amida.

  1. Shampo krim cair

Shampo bentuk ini adalah bentuk yang khusus dari kelas “kosmetik”, karena masyarakat berharap shampoo ini menjadi sangat lembut dalam aksinya pada rambut. Kemunculan dari krim cair ini diperhitungkan untuk memberi kelembutan, karena tidak bijaksana untuk memasukkan sangat banyak bahan berlemak ke dalam produk seperti ini, atau rambut akan menjadi berminyak lagi setelah penggunaan Pengopak biasanya ditambahkan untuk mengubah shampoo, “kosmetik” tipe cair jernih ke dalam shampoo krim cair adalah stearat non ionic, seperti propilenglikol stearat, polietilenglikol 400 distearat atau dietilenglikol stearat, bersama dengan logam stearat yang tidak larut, seerti Mg, Zn, atau Cu stearat; penambahan yang terakhir ini karena ester glikol cenderung larut kembali dalam shampoo pada suhu yang panas kemudian shampoo lebih berkabut daripada krim.

Sementara krim cair secara nyata adalah emulsi, lotion susu ini adalah emulsi yang sangat larut dan dengan melarutkannya dianggap bahwa tidakakan mempunyai sifat warna putih dari emulsi atau merupakan larutan atau dispersi dari bahan –bahan dalam air. Jadi, untuk alasan ini, pengopak ditambahkan untuk memberikan penampilan putih seperti susu.

Shampo krim cair dan shampoo lotion susu adalah tipe yang sama secara essensial, yang pertama biasanya adalah sesuatu yang mempunyai kekentalan lebih tinggi daripada yang terakhir. Utamanya shampoo ini adalah emulsi. Bagaimanapun pada saat ini bahwa pengopak ditambahkan dan menghasilkan produk dan biasanya dipilih sebagai lotion atau shampoo susu. Ada beberapa deterjen digunakan dalam formulasi cair ini, dan ini sama baiknya dengan tipe pasta, sedikit pilihan ditunjukkan untuk lemak alkohol sulfat. Bahan pelembut rambut ditambahkan dalam kasus ini, juga adalah bahan yang didesain untuk memberikan bentuk dan untuk pengemulsi adanya lemak. Kebanyakan krim cair ini mempunyai beberapa polietilenglikol larut air sebagai bahan pembentuk, pendispersi, dan penstabil busa, biasanya bahan pengemulsi yang digunakan adalah TEA, etanolamin lain yang berhubungan dari amino glikol, 2-amino 2-metil-1,3 propandiol. Sebagai contoh bahan pelembut tertentu ditambahkan dalam emulsifikasi sebagai deterjen

Anatomi Rambut

Rambut adalah bagian tubuh yang terdiri dari satu bagian muncul dalam kulit (akarnya), dan satu bagian keluar dari kulit (batang rambut), dimulai dari luar, penampang melintang dari rambut dapat dilihat mengandung tiga lapis:

    1. Kutikula terdiri dari sel keratin tipis pada sebelah dalam dan bekerja sebagai proteksi/pelindung untuk mencegah kekeringan dan penetrasi dari bahan-bahan asing. Kutikula dapat rusak oleh tekanan mekanik.

    2. Korteks, terdiri dari serta yang tersusun secara longitudinal yang berikatan bersama. Menurut Astbury, serat ini terjadi secara normal dalam bentuk lipatan alfa. Jika rambut dilembutkan dan direnggangkan, rambut ini dapat tertarik menjadi bentuk beta dan jika ini dilakukan secara lambat suatu serat dapat diperpanjang 1,5 dari panjang aslinya. Lapisan ini mengandung bagian utama dari pigmen rambut dan ruang udara. Korteks dapat ada pada bagian utama rambut, strukturnya menentukan tipenya (lurus, keriting, ikal).

    3. Medula disusun atas 3-4 lapisan seperti sel kubus yang mengandung keratohialin, granul lemak, dan ruang udara. Lapisan tipis tidak mempunyai medulla.

  • Menurut Mod. Cosmet

  1. Batang rambut adalah bagian yang memanjang ke luar pada permukaan kulit. Batang rambut terdiri dari lapisan luar dari sel-selyang cenderung membelah, seperti kutikula, disekeliling lapisan sel epitel tipis terdapat pigmen (ke korteks). Pusat dari korteks dilewati oleh sebuah kolom dari sel yang sangat besar yang dibebankan (medulla) dalam bentuk kanal pusat, yang mana inti yang dekat dengan papilla akan kehilangan intinya dengan bertambahnya jarak. Larugo mengatakan bahwa rambut halus tidak mempunyai medulla.

  2. Akar rambut, yaitu bagian yang tertanam dinamakan akar. Akar mengandung pada bagian paling bawahnya sebuah bola (konkau pada bagian bawah permukaan), membentuk jalan melalui papilla dimana darah akan mengalir untuk memberi nutrisi pada rambut. Setiap rambut dikandung di bawah permukaan kulit dalam suatu invasinasi dari kulit yang disebut folikel. Ini terdiri dari kantung sempit dibentuk sebagian oleh dermis dan sebagian oleh epidermis. Bahan pelapis yang paling luar yang disambung ke bawah oleh lapisan malphigi, sementara yang paling dalam diperoleh dari lapisan tanduk dari epidermis. Folikel ini bersambung dengan rambut, dan jika yang terakhir terlepas dengan terpaksa pembentukannya mengikuti itu dan kemudian terlihat dengan mata telanjang. Dasar dari kantung ini mengandung penampakan yang seperti jari, yang terdiri dari jaringan penghubung dimana rambut baru akan tumbuh disebut sebagai papilla.

Folikel tidak berada dalam kulit kepala tetapi folikel duduk pada sudut sehingga bagian dari rambut di bawah permukaan memiliki kemiringan yang alami dengan yang lain. Ikatan pada sisi bawah pada setiap kemiringan folikel rambut adalah otot kecil tidak mengelupas. Arrector pili, disebut karena dia adalah otot yang menyebabkan rambut akhirnya tegak saat dikontraksi oleh rasa takut, dll.

Kelenjar sebaseus adalah struktur yang bulat terletak dalam dermis dan berhubungan dengan folikel rambut, kecuali pada kelenjarpenis, kulit khatom, labia minor, dan bagian merah dari bibir. Kelenjar sebaceous mensekresi senyawa lemak yang disebut sebum, tempat dimana rambut akan menyerap dengan efek kapiler dan berfungsi memberikan busa dan lunak, dan menjaga permukaan kulit lembut dan liat. Kondisi dari kelenjar endokrin yang memberikan pengaruh yang baik dalam sekresi. Pada puberitas kelenjar ini akan lebih efektif tetapi aktivitasnya biasanya menurun setelah umur pertengahan.

Bahan Utama

Karena komponen utama dalam shampoo adalah surfaktan (sabun dan deterjen sintetik) maka tepat untuk mengulang kegunaan masing-masing, poerbedaan,dan keuntungannya.

Sabun, Umumnya didefinisikan sebagai garam dari asam lemak. Asalnya sabun diperoleh dengan saponifiksi lemak alamimhewan dan lemak tumbuhan/nabati dan minyak dengan alkali, seperti NaOH dan KOH. Baru-baru ini alkanolamida telah digunakan.

Setelah beberapa tahun mungkin untuk memformulasikan shampoo sabun yang didasarkan campuran dari minyak, sehingga diperoleh bagian yang meragukan dari asam lemak.

Deterjen sintetik, Kecenderungan dari shampoo sabun untuk membentuk garam yang tidak larut karena adanya gugus karboksilat terikat pada ujung rantai panjang hidrokarbon. Dengan menghilangkan gugus ini,m bayak surfaktan yang mencegah pembusaan dan pembersihan negatif dari sabun yang telah dikembangkan.

Deterjen sintetik secara normal, diklasifikasikan dengan kealamian gugus hidrofiliknya . Anionik yang paling luas digunakan, dengan nono ionic sebagai pilihan kedua.

  • Anionik

Bagian hidrofilik dari surfaktan anionic membawa muatan negatif dalam larutan. Deterjen ini umumnya lebih bagus dari kelas alin dalam istilah pembusaannya, pembersihandan hasil akhir. Beberapa anggota kelas ini; o Alkil benzen sulfonat; o alkil sulfat primer; o alkohol sulfat kedua; o alkil benzen polioksietilen sulfonat; o monogliserida tersulfat; o alkohol eter sulfat; o Sarkosina; o sulfasuksinat; o igepon; o Maypon.

  • Kationik

Deterjen kationik dipertimbangkan kurang terkenal dari anionic. Dengan gugus ini, bagian hidrofilik dari senyawa ini bermuatan positif, biasanya adalah garam ammonium kuartener.Kationik adalah deterjen yang umumnyakurang aksinya, kasar untuk kulit dan mata, dan lebih mahal. Satu keuntungan bahwa kationik memiliki aktivitas bakterisida. Beberapa tipe kationik adalah distearil dimesik, ammonium klorida, dilauril dimetil ammonium klorida, diiso butyl penoksietoksi etil dimetil benzil ammonium klorida, cetil trimetril ammonium bromida, N-cetil piridin bromida dan benzetonium klorida.

Ketika anionic dan kationik dikombinasikan, sering sifat yang paling banyak/buruk dari keduanya dihasilkan. Anionik kehilangan sifat pembusaannya dan kationik kehilangan aktivitas bakterisidnya yang mungkin telah dimiliki.

  • Amfoter

Meskipun kationik dan anionic tidak bercampur, mungkin untuk mengkombinasikan gugus pembentuk anion dengan gugus pembentuk kation dalam molekul deterjen yang sama dan memperoleh produk yang berguna. Ini disebut deterjen amfoterik (amfofilik) atau zwitter ion.

  • Non ionic

Kelas kedua yang paling luas digunakan dari deterjen sintetik adalah nonionic. Non ionic busanya rendah, bagaimanapun telah dibatasi penggunaannya sebagai komponen utama formula. Non ionic mempunyai ketahanan yang sangat baik terhadap air sadah, juga air laut, sama efektifnya dalam larutan alkali/basa, dan umumnya lembut pada kulit.

  • Kombinasi sabun-deterjen sintetik

Kebanyakan shampoo didasarkan pada kombinasi formula sabun dan deterjen sintetik, kekurangan air sadah dari sabun dapat diatasi secara baik dan sifat kosmetik dari shampoo yang dihasilkan adalah modifikasi dari kombinasi ini.

Zat tambahan Shampo

Peningkatan jumlah senyawa yang telah dikembangkan memperbesar pada penampilan dari shampoo. Ini dapat mempengaruhi busa, perasaan, konsistensi atau hasil akhir yang diberikan untuk shampoo. Kebanyakan dilindungi oleh hak paten, dan ilmu pengetahuan lainnya dirahasiakan. Beberapa zat tambahan yang paling dikenal adalah sebagai berikut menurut fungsinya:

Pembentuk busa

Pembentuk busa atau penstabil busa adalah bahan yang ketika ditambahkan ke dalam formulasi meningkatkan kualitas, volume, dan kestabilan busa. Sering bahan ini juga keran viskositas dan memberikan sedikit efek melembutkan pada rambut. Dasar dari pembentuk busa adalah asam lemak alkalonamida (seperti lauril dietanolamida, lauil monoetanolamida, coconut monoetanolamida), “super” amida, lemak alkohol dalam konsentrasi rendah dan pada jumlah sedikit sarkosinat, dan fosfat.

Bahan pelembut

Perbedaan antara surfaktan yang biasanya dengan hampo terletak pada aksi akhir atau pelembutan dari shampoo. Kebanyakan surfaktan membersihakn rambut dengan baik sehingga menjadi bercahaya dan mengkilap. Bahan pelembut menyaluti rambut dengan sejumlah kecil bahan yang memperbaiki sifat penanganan dari serat rambut atau melicinkan rambut untuk tergelincir dan kehalusannya.

Bahan pengopak

Karena shampoo krim dan lotio mencatat untuk bagian yang besar dari konsumsi total shampoo, ada ketertarikan yang besar pada bahan ini. Pengopak yang paling dikenal termasuk alkohol tinggi, seperti stearil dan cetil alkohol, dan asam kuat seperti asam beneat (22 karbon).

Bahan penjernih

Kebutuhanakan bahan penjernih sama besarnya dengan bahan pengopak, karena shampoo jernih merupakan bentukyang paling popular. Umumnya Bahan pelarut membentuk, memelihara kejernihan shampoo pada range suhu yang luas. Pemeliharaan harus dilatih dalam pemilihan seragam dari tipe ini. Bahan ini harus dicek untuk kemungkinan iritasi mata dan toksisitasnya. Beberapa contoh dari bahan ini adalah butyl alkohol, isopropyl alkohol, terpineol, dietilenglikol, propilenglikol, dan dietil carbitol.

Bahan sequestrant

Untuk mencegah pembentukan kapur sabun, ada dua pertimbangan, yaitu pembentukan sabun kalsium/magnesium tidak larut saat shampoo dicampur dengan air sadah, dan pengendapan lapisan sabun kapur saat rambut bershampo dibilas dengan air sadah. Pada kasus terakhir, batas-batas bagian shampoo mungkin dibilas denagn sebanyak 25-50 bagian akhir.

Bahan anti ketombe

Ada banyak shampoo antiketombe di pasaran, kebanyakan didasarkan pada bahan antimikroba dalam alam. Shampoo mengandung sejumlah kecil bahan efektif ini, yang berhubungan dengan kulit kepala dalam waktu singkat. Agar menjadi efektif bahan aktif ini harus bekerja di lingkungan minyak-air pada kulit kepala dan berada di kulit kepala untuk melanjutkan aktivitasnya. Karena itu, mudah dimengerti mengapa shampoo antiketombe tidak cukup keefektifannya. Senyawa antiketombe tradisional termasuk belerang, asam salisilat, hexakloroform, resorsinol, dan tar.

Bahan pengental

Masalah dalam kekentalan shampoo adalah tidak sesederhana dalam memilih gum sintetik atau gum alam yang tepat. Karena banyak ester dan amida yang baik juga memperbesar viskositas shampoo. Pada umumnya gum alam extrak, Tragakan, gum akasia, dan gum locust bean juga digantikan oleh gum sintetik seperti hidroksietilselulosa, metil selulosa, karboksimetilselulosa, dan carbopol, suatu karboksi polimer vinil, tetapi jumlah sintetik ini harus digunakan dengan beberapa pemeliharaan karena gum sintetik dapat membentuk lapisan pada rambut.

Pengawet

Ada masalah yang muncul dalam melindungi shampoo dari keburukan oleh aksi bakteriatau jamur. Larutan atau bahan dari pemilihan pengawet yang tepat dari daftar yang mungkin termasuk formaldehid, etanol, metil, propil, butyl hidroksibenzoat, fenil merkuri asetat, fenil merkuri nitrat, Alkil anisol, alkil kresol, zat tambahan amida, dan beberapa zat seperti parfum menunjukkan beberapa Aktivitas antibakteri.

Bahan penstabil lainnya

Kadang-kadang dibutuhkan untuk melindungi shampoo dengan menambahkan penstabil yang diantaranya adalah antioksidan, sunscreen, bahan pensuspensi, dan bahan pengontrol pH.

Bahan pereduksi melindungi produk dari kehilangan warna atau perubahan bau atau karena oksidasi. Sunscreen, seperti benzophenol atau turunan benzotriazol mempunyai sifat mengabsorbsi radiasi UV dan kemudian menurunkan kerusakan produk dari paparan cahaya matahari. Bahan pensuspensi seperti veegum dan bentonit lain, menstabilkan shampoo dimana partikel padat disuspensikan dalam cairan. Variasi bahan pengontrol yang dapat sesederhana asam dan basa umum, melindungi produk dari perubahan warna, bau, atau tingkat iritasi karena perubahan dalam pH.

Zat tambahan kosmetik lain

Semua shampoo memiliki parfum dan zat warna, untuk meyakinkan konsumennya tentang penerimaan kosmetiknya dan beberapa kandungan zat tambahan seperti pemberi warna atau pigmen seperti mutiara, untuk mempengaruhi penerimaan kosmetiknya.


2 komentar:

Asep Fariz mengatakan...

Ide bagus nih...tapi sebagai yang ngerti kimia mungkin anda tahu bikin detergen pembersih besi untuk ultra sonic cleaner/detergent for metal clening ( ultrasonic cleaner detergent) kalo tahu ...bagi2 dong resepnya.

Dinda mengatakan...

Trima kasih ya atas komentarx.,tapi ilmu sy belum sampe buat detergent pembersih besi untuk ultra sonic.